Keanekaragaman, status, dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan

 * Keanekaragaman

        Berdasarkan Statistik Perikanan (DJPT, 2012), sepuluh jenis ikan demersal dominan tertangkap di WPP-RI 573 meliputi ikan layur (23,2% dari produksi ikan demersal), diikuti oleh kakap merah 16,0%, peperek 12,8%, kakap putih 9,9%, kuwe 9,8%, kurisi 9,3%, gulamah 6,1%, bawal hitam 4,9%, manyung 4,8% dan biji nangka 3,3%

* Status 

        Aplikasi Model Produksi Surplus melalui model linier dari Schaeffer (1957) terhadap data catch dan effort perikanan pelagis kecil tahun 2000-2011 di WPP-RI 573 diperoleh dugaan potensi lestari (Maximum Sustainable Yield) sebesar 161.584 ton dengan upaya optimum (fopt.) sebesar 3.168 unit setara purse seine (Gambar III-10). Jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 80% dari potensi lestarinya atau 129.268 ton. Berdasarkan data Statistik Perikanan Tangkap tahun 2011, jumlah alat tangkap purse seine sebanyak 3.750 unit dengan produksi ikan pelagis kecil sebesar 158.404 ton.  tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil di WPP-RI 573 mencapai 1,2 (indikator warna merah) atau sudah melebihi potensi lestarinya. 

        Aplikasi Model Produksi Surplus melalui analisis korelasi linier dari Schaeffer (1957) terhadap data catch dan effort sumberdaya ikan pelagis besar (selain tuna, tongkol dan cakalang) tahun 2000-2011 di WPP-RI 573 diperoleh dugaan potensi lestari (Maximum Sustainable Yield) sebesar 18.407 ton dengan upaya optimum (fopt.) 16.977 unit setara purse seine (Gambar III-13). Jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 80% dari potensi lestarinya atau 14.725 ton. Berdasarkan data Statistik Perikanan, pada tahun 2011 terdapat jumlah purse seine sebanyak 21.028 unit dan produksi ikan pelagis besar sebesar 21.306 ton. Tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis besar di WPP-RI 573 sebesar 1,24 (indikator warna merah) atau sudah melebihi potensi lestarinya.

* Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan

        Titik acuan untuk kelestarian sumber daya ikan di WPP 573 adalah upaya optimal (f opt), yaitu: 3.705 unit purse seine untuk ikan pelagis kecil; 14.448 unit purse seine untuk ikan pelagis besar; 14.848 unit dogol untuk ikan demersal; 13.250 unit pancing rawai untuk ikan karang; 3.333 unit trammel net untuk udang Penaeid; 26.984 unit jaring insang untuk lobster, 30.500 unit perangkap lain untuk kepiting; 11.480 unit jaring insang untuk rajungan dan 10.210 unit pancing cumi untuk cumi-cumi (Suman, 2016). Pengurangan upaya yang harus dilakukan adalah 4.711 unit pancing rawai bagi pengusahaan ikan karang, 1.213 unit trammel net untuk udang Penaeid, 1.548 unit perangkap lain untuk kepiting dan 4.178 unit pancing cumi untuk cumi-cumi. Sementara penambahan upaya bisa dilakukan untuk pengusahaan ikan pelagis kecil sebanyak 321 unit purse seine, 3.953 unit purse seine untuk ikan pelagis besar, 551 unit dogol untuk ikan demersal, sebanyak 12.330 unit jaring insang untuk lobster dan 4.082 unit jaring insang untuk rajungan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis dan Jumlah Alat Penangkapan Ikan

Wilayah Administratif Pengelolaan

Komoditas utama dan Produksi SDI WPP NRI 573