Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Daftar Pustaka

 Daftar Pustaka  Kushendarto. S., M. Fattah., M. Sari., dan W. Al Farizi. 2018. Analisis kontribusi Tuna Cakalang Tongkol (TCT) Terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto Kabupaten Tulungagung. Journal of Economic and Social of Fisheries and Marine. Vol 5(2). Hal : 167-172. Setiyawan. A., S. T. Haryuni., dan Wijopriono. 2013. Perkembangan hasil tangkapan per upaya dan pola musim penangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) di Perairan Prigi, Provinsi JawaTimur. Depik. Vol 2(2). Hal : 76-81. Suman. A., H. E Irianto., F. Satria., dan K. Amri. 2016. Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP NRI) tahun 2015. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia. Vol 8(2). Hal : 1-6. Triyono., T. Arifin ., D. Nugroho., D. Novianto., H. I. Rahmawati., S. N. Amri., R. Faizah.,    Prihatiningsih., A. Nurfiarini., A. H. Purnomo., T. D. Suryaningrum., A. Zulham., B. Wardono., R. Yusuf., M. H. Jayawiguna. 2019. Potensi Sumberdaya Kelautan da

Kelompok 3

 WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN (WPP) REPUBLIK INDONESIA 573  Kelompok 3  PRAMESTI IKA HASTUTI                  26030117120009 MEYLISKA INDRI HAPSARI      26030117120019 ADIGUNO PRAWOTO                26030117120012 SELVI ROSIYATI                26030117120022 HONG, BELINDA AUDREY S      26030117130049 MHD SYAHRIL MUNTHE                26030117130062 VIRA OKTAVIANI        26030117130066 ANDREYOZART SYAH R        26030117140007  DEPARTEMEN PERIKANAN TANGKAP  FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Tantangan Pengelolaan Perikanan di WPP 573

Gambar
  Perairan WPPNRI 573 di Sumba Timur memiliki arti penting bagi perekonomian setempat, karena: a.      Hasil tangkapan ikan pada perairan tersebut, sebagian diperdagangkan ke Timor Leste oleh nelayan Alor dan Labuhan Bajo. Oleh sebab itu, pemanfaatan potensi ikan pada WPPNRI 573 Sumba Timur harus dirancang dengan kontruksi sosial yang tepat untuk mendorong tumbuhnya industry perikanan di Sumba Timur. Kontruksi sosial yang ada seperti: Kepmen KP No. KEP.38/MEN/2009 tanggal 8 Mei 2009 (KKP, 2010); Kepmen KP No. 50/KEPMEN-KP/2017 (KKP, 2017), fungsinya adalah mengendalikan potensi sumberdaya. b.      Indikator ekonomi Sumba Timur 2010 – 2016 menunjukkan, peran Lapangan Usaha Perikanan dalam perekonomian Sumba Timur antara 2,28% - 2,53%. Peran tersebut kurang signifikan jika dibandingkan dengan Lapangan Usaha Peternakan dan Lapangan Usaha Tanaman Bahan Makanan. Namun, Lapangan Usaha Perikanan, merupakan tulang punggung aktivitas ekonomi masyarakat di pesisir Sumba Timur, walaupun infra

Wilayah Administratif Pengelolaan

Gambar
 * Wilayah Administratif Pengelolaan WPP NRI 573           Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) RI 573 berada di Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa hingga sebelah Selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu dan Laut Timor bagian Barat.  Daerah persebaranya yakni di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa terdapat di perairan Binuangeun, Palabuhanratu, Pangandaran hingga selatan Yogyakarta, Pacitan-Grajagan, Teluk Waworada, sebelah selatan Flores dan timur Sumba.

Jenis dan Jumlah Alat Penangkapan Ikan

Gambar
                                                                        Sumber: (Febriyani, 2019) Berdasarkan data yang diatas maka dapat diketahui bahwa dari tahun 2010 hingga 2017 terjadi fluktuasi jumlah alat tangkap yang signifikan di WPP NRI 573. Alat tangkap dominan yang memiliki nilai besar di WPP NRI 573 adalah Jaring Lingkar, Bubu, dan Pancing Tonda.                                                                                            sumber: Susanto dan Ririn, 2013 sumber:  https://www.slideshare.net/saifulnurs/pim1221-8-menangkap-ikan-denganpukat-kantong-lingkar                                                                                           Sumber: Hidayat  et al ., 2014 . . . .

Keanekaragaman, status, dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan

 * Keanekaragaman           Berdasarkan Statistik Perikanan (DJPT, 2012), sepuluh jenis ikan demersal dominan tertangkap di WPP-RI 573 meliputi ikan layur (23,2% dari produksi ikan demersal), diikuti oleh kakap merah 16,0%, peperek 12,8%, kakap putih 9,9%, kuwe 9,8%, kurisi 9,3%, gulamah 6,1%, bawal hitam 4,9%, manyung 4,8% dan biji nangka 3,3% * Status            Aplikasi Model Produksi Surplus melalui model linier dari Schaeffer (1957) terhadap data catch dan effort perikanan pelagis kecil tahun 2000-2011 di WPP-RI 573 diperoleh dugaan potensi lestari (Maximum Sustainable Yield) sebesar 161.584 ton dengan upaya optimum (fopt.) sebesar 3.168 unit setara purse seine (Gambar III-10). Jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 80% dari potensi lestarinya atau 129.268 ton. Berdasarkan data Statistik Perikanan Tangkap tahun 2011, jumlah alat tangkap purse seine sebanyak 3.750 unit dengan produksi ikan pelagis kecil sebesar 158.404 ton.  tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis ke

Komoditas utama dan Produksi SDI WPP NRI 573

Gambar
 * Komoditas Utama      Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesi 573 merupakan wilayah pengelolaan perikanan tuna, cakalang, dan tongkol yang berada di Samudera Hindia. Sebagai laut lepas, Samudera Hindia merupakan lautan lepas yang terhubung dengan negara-negara  Indian Ocean Rim  sehingga pengelolaan perikanannya menjadi bagian dari wilayah pengelolaan Indian Ocean Tuna Commission /IOTC, bahkan secara khusus untuk jenis tuna komoditas ekonomi tinggi, yaitu tuna sirip biru selatan. Oleh karena itu di WPP-NRI 573 ini yang menjadi komoditas utama yakni ikan tuna, ikan  cakalang, dan ikan tongkol.  1. Ikan Tuna       Ikan tuna merupakan sumberdaya perikanan laut yang mampu memberikan  kontribusi besar bagi perekonomian bangsa dan pembangunan perikanan Indonesia. Saat krisis ekonomi global, nilai ekspor tuna dan cakalang naik 9,1% dan volume meningkat 17,8% (Ediyanto, 2017).Ikan cakalang sebagai komoditas ekspor baik dalam bentuk segar, beku maupun olahan (Saputra et.al., 20